NEW YORK - Pembaca media cetak di Amerika Serikat, seperti New York Times, takkan melihat lagi kata 'Tweet' di setiap artikel yang ada. Pasalnya, editor bahasa New York Times melarang para jurnalisnya menggunakan kata 'Tweet'.
Kata 'Tweet' merujuk pada tulisan yang di tulis seorang anggota Twitter di situs mikroblogging tersebut. Kata tersebut dinilai editor New York Times, Phil Corbett sangatlah tidak tepat.
"Sejumlah penggemar jejaring sosial mungkin tidak setuju, tapi ini di luar aturan kata, dan 'tweet belum masuk ke dalam standar bahasa Inggris," kata Corbett seperti dilansir Reuters, Jumat (11/6/2010).
"Kami berencana untuk menghindari penggunaan kata tersebut, sama ketika kami menghindari kata-kata seperti jargon, colloquialisms, neologisms," kata Corbett.
Corbett mengatakan, setidaknya di New York Times kata 'Tweet' telah muncul sebanyak 18 kali sejak beberapa bulan lalu.
"Banyak orang yang menggunakan twitter tapi banyak juga yang tidak menggunakannya dan mungkin hanya sebagian saja yang mengetahui arti kata 'Tweet'," kata Corbett.
"Mungkin kita bisa menggantinya dengan pesan di Twitter atau Twitter update atau tulisan di Twitter, atau bahkan anda bisa menggunakan kata seperti menulis atau seseorang menyatakan di Twitter," kata Corbett.
Menurut Corbett, pengadopsian kata 'Tweet' sangatlah berbeda dengan kosakata internet seperti email atau kata lain yang telah dimasukkan ke dalam kamus, seperti Egosurfing, w00t, dan
Hacktivist.
dikutip dari ( techno.okezone.com )
stop korupsi dan suap di indonesia
Sabtu, 12 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar